Sewa Mobil Murah Jogja Jangan Terlewatkan
Sewa mobil murah Jogja jangan sampai kita lewatkan. Sebentar lagi momen mudik akan tiba. Sungguh merugi bagi kita yang belum pernah ngabuburit di Jogja dengan menikmati sewa mobil murah Jogja. Apalagi Jogja kota istimewa dan terbuat dari kepingan rindu. Jika kita sudah pernah bermukim di Jogja pastinya akan merasakan rindu untuk menikmati berbagai momen di kota tersebut.

Sewa mobil murah Jogja hanya bisa kita dapatkan di Alif Transport. Tempat sewa mobil tersebut beralamat di Jalan Kaliurang KM 5,2 D3A Karangwuni, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kita yang menginginkan ngabuburit asyik dengan sewa mobil murah Jogja, segera meluncur ke alamat tersebut untuk menjemput mobil idaman.
Sewa mobil murah Jogja semakin asyik saat kita nikmati dengan melanjutkan kisah Ibu Suri dalam naskah drama ROH karya Wisran Hadi. Bagaimana lanjutan kisah tersebut? Penasaran bukan?
IBU SURI
Cukup! Cukup! Suri ku jangan dijadikan dagelan!
PARA PEMAIN KEMBALI KE TEMPATNYA MASING-MASING, MANDA SEGERA MENGAMBIL TEMPAT KE TENGAH PENTAS. DUDUK DENGAN SIKAPNYA SEBAGAIMANA BIASANYA, DIA MEMANGGIL ROH. TAPI KARENA KEPALANYA JUGA TERBUNGKUS KAIN PUTIH, TAK SEORANG PUN TAHU KALAU ITU ADALAH MANDA
MANDA (MENYANYI)
Malekum malekum malekum salam
Lam malekum. Malekum salam
Akulah Suri. Tidak anak bincacak. Tidak anak bincacau. Bukan Singiangngiang rimba.
IBU SURI
Suri? Suri?
MANDA
Akulah Suri. Disusukan di rumah gadang. Dibuai dalam kain cindai[1]. Mengaji di surau buluh, bersilat diajar mamak. Aku Suri mu
IBU SURI (BANGKIT DAN MERANGKUL MANDA DENGAN HARU)
Suri, Suri. Oh, Suri. Benar-benar kau telah jadi roh. O, Suri. Kau hanya roh. Hanya roh.
MENANGIS DAN MEMBUKA BUNGKUS KEPALA MANDA. TIBA_TIBA TERPEKIK
Aiii… yaiii…iyaiii…! Manda rupanya! Pendusta! Kau samarkan dirimu jadi roh! Untuk memata-mataiku mencari Suri.
MANDA
Katanya mencari Suri, nyatanya menemukan aku. Padahal aku sudah jadi roh. Perempuan seperti ini yang selalu inginkan aku terus jadi perantara. Tapi, dia tak mau berterus terang.
PARA PEMAIN BANGKIT DAN KEMBALI BERPUTAR-PUTAR. TERDENGAR SUARA MEREKA SEPERTI TELAPAK KAKI KUDA BERLARI. MEREKA MENGELILINGI IBU SURI. HILANG DALAM KEHITAMAN KAIN HITAM PADA PEMAIN.
TIBA-TIBA, IBU SURI BERTERIAK. PADA PEMAIN YANG MENGELILINGI MUNDUR DAN KEMBALI PADA POSISI SEMUAL.
IBU SURI
Suri, suri. Kalau merantau pantangkan pulang. Tapi, kirimi aku buku setebal kubu yang huruf besarnya peragu guru. Huruf miringnya penyesat adapt, huruf kecilnya perancu waktu, huruf tebalnya pengganda makna!
Suri, kalau merantau pantangkan pulang, tapi kirimi aku pena tak tentu tinta. Penanda-nanda tangan, penanda-nanda dunia. Penunda-nunda kenangan. Kalau merantau pantangkan pulang, tapi belikan aku pensil yang dirancang seruncing tanduk. Pembelah buluh jadi bilah, pelambung lembing jadi lambing. Di bawah lambung, dibawah lumbung!
Suri. Kalau merantau pantangkan pulang. Tapi carikan aku rantai rentangan rantang, penjunjung jenjang pemugar pagar, pengikat anjing di bawah anjung. Penarik gunjing di ujung gonjong!
Suri, tanggamu tinggi, beranak pinak anaknya. Kakiku kaku, kan jatuh ditimpanya.
PARA PEMAIN KEMBALI MENGELILINGI IBU SURI. MEREKA BERPUTAR-PUTAR DAN KAIN-KAIN HITAM MEREKA MENGEMBANG DI UDARA. LALU, MEREKA KEMBALI KE TEMPAT SEMULA.
Bersambung [22]
[1] kuntilanak